Kamis, 23 Januari 2020

Teknik Menulis Paragraf Artikel: Pengertian, Struktur dan Contoh Menulis

Pengertian Paragraf

Aksara Ilmiah - Memulai sebuah tulisan tentunya dilakukan dengan memahami jenis kata dan kalimat tertentu. Hubungan antara kata dan kalimat yang saling berkaitan dan mendukung mengakibatkan artikel yang dituliskan menjadi lebih menarik untuk dibaca oleh para pembaca. Hubungan antara satu kalimat dengan kalimat yang lain disebut dengan sebuah paragraf, akan tetapi, sebuah paragraf yang baik adalah sebuah paragraf yang terorganisir dan memiliki coherent, dan kesemuanya terhubung pada sebuah topik. Dengan kata lain, sebuah paragraf hanya boleh memiliki satu topik yang ingin disampaikan. Secara definitif, sebuah paragraf diartikan sebagai:
A paragraph is a series of sentences that are organized and coherent, and are all related to a single topic
Pengertian paragraph yang berasal dari web Indiana University Bloomington ini menyatakan ada tiga hal penting dalam menulis sebuah paragraf, yaitu susunan kalimat, coherent, dan topik. Untuk susunan kalimat, para pembaca dapat mengetahuinya lebih lanjut pada artikel sebelumnya mengenai kalimat simple, compound, dan complex dan klausa independent dan dependent. Sementara itu, topik didefinisikan sebagai sebuah hal yang ingin disampaikan oleh penulis kepada pembaca, sedangkan coherent dalam kamus Cambridge ialah:
If an argument, set of ideas, or a plan is coherent, it is clear and carefully considered, and each part of it connects or follows in a natural or reasonable way
Dengan kata lain, coherent adalah suatu keadaan yang membuat satu kalimat dengan kalimat yang lain memiliki hubungan antara satu sama lain, sehingga tercipta suatu kesatuan dalam rangka mengekspresikan topik yang ingin disampaikan kepada para pembaca. Dengan demikian, sebuah paragraf yang baik adalah paragraf yang kalimat-kalimatnya saling mendukun untuk menciptakan sebuah kesatuan, sehingga topik yang disampaikan dapat mudah dimengerti oleh pembaca.

Struktur Menulis Paragraf

Penjelasan sebelumnya berimplikasi pada satu buah ide di sebuah paragraf. Selanjutnya, sebuah topik yang telah dipilih haruslah didukung oleh kalimat-kalimat yang dapat mengekspresikan topik tersebut. Untuk itu, perlu diketahui struktur sebuah paragraf, yaitu:
Topik, yang diekspresikan oleh sebuah kalimat
Kalimat pendukung, yang diekspresikan oleh beberapa kalimat
Kalimat kesimpulan, yang diekspresikan oleh beberapa atau sebuah kalimat
Nah, yang menjadi pertanyaan, bagaimana membuah beberapa kalimat yang mampu mewujudkan sebuah topik, dukungan, dan kesimpulan. Berdasarkan struktur ini juga, dapat ditarik sebuah implikasi bahwa sebuah paragraf hanya perlu tiga hal yaitu kalimat topik, pendukung, dan kesimpulan. Secara praktis, sebuah paragraf hanya memiliki satu buah kalimat topik, beberapa kalimat pendukung 2-5 kalimat, dan 1-2 kalimat kesimpulan. Maka, setidaknya dibutuhkan 4 buah kalimat untuk menyusun sebuah paragraf yang baik, dan sebanyaknya hanya dibutuhkan 8 kalimat dalam sebuah paragraf.

Selain itu, perlu juga untuk para pembaca memahami mengenai kebutuhan satu buah topik dalam satu paragraf. Kata lain dari sebuah topik ini, yaitu ide pokok, dan ide pokok ini juga harus diwujudkan dalam sebuah kalimat, yang juga dikenal dengan istilah kalimat pokok, kalimat utama, atau kalimat inti. Maksudnya? Ya, sebuah kalimat topik adalah kalimat inti atau inti klausa, yang dengan kata lain adalah kalimat independent, yang hanya membutuhkan satu buah subject dan satu buah verb, - simple sentence. Sementara itu, kalimat pendukung digunakan untuk memberi sebuah alasan dibalik pemilihan topik dari suatu paragraf (yang diekspresikan pada satu kalimat), sehingga ada sebuah informasi tambahan atau informasi khusus/ spesifik yang ingin disampaikan kepada pembaca. Hal ini berimplikasi pada pada kebutuhan compound dan complex sentence, atau kalimat majemuk untuk memberikan dukungan pada topik. Lalu, bagaimana dengan sebuah kalimat kesimpulan? Coba perhatikan pengertian kesimpulan yang didefinisikan oleh kamus Oxford berikut:
A conclusion is something that you decide when you have thought about all the information connected with the situation
Secara kontekstual, sebuah kesimpulan merupakan sudut pandang yang didapatkan setelah membaca informasi yang terkait satu sama lain dengan situasi yang disampaikan. Tunggu!!! Ada informasi yang terkait dan situasi? Bukankah itu merupakan...
Informasi terkait = kalimat pendukung - compound and complex sentence
Situasi = inti klausa - kalimat topik - simple sentence
Tepat sekali, sebuah kalimat kesimpulan adalah kalimat yang digunakan untuk mengekspresikan sebuah sudut pandang, yang mana ditarik berdasarkan informasi terkait dalam topik itu sendiri. Sebuah kalimat kesimpulan yang baik bila ia dinyatakan dalam bentuk yang tegas, jelas, dan terukur. Dengan demikian, kalimat kesimpulan yang baik adalah kalimat yang sesuai dengan inti klausa, yaitu simple sentence.

Contoh Menulis Paragraf yang Baik dan Benar

Kembali lagi diingatkan kepada para pembaca, bahwa sebuah paragraf yang baik terdiri dari tiga kalimat penting, yaitu kalimat topik, pendukung, dan kesimpulan. Sebagai contoh,
Kalimat topik: Pembangunan di wilayah urban dapat meningkatkan pendapatan asli daerah.
Ada sebuah topik yang menyatakan bahwa ada hubungan antara peningkatan pendapatan asli daerah dari sutu wilayah, dan pembangunan. Tugas penulis selanjutnya adalah dengan cara mendukung topik tersebut, dan tentunya bisa digunakan dengan kalimat tanya 5W dan 1H, yaitu:
  • Apa hubungan pembangunan dan peningkatan pendapatan asli daerah?
  • Kapan terjadi hubungan pembangunan dan peningkatan pendapatan asli daerah?
  • Siapa yang terkait pada pembangunan dan peningkatan pendapatan asli daerah?
  • Dimana terjadi hubungan antara pembangunan dan peningkatan asli daerah?
  • Kenapa bisa terjadi hubungan antara pembangunan dan peningkatan asli daerah?
  • Bagaimana bisa terjadi hubungan antara pembangunan dan peningkatan asli daerah?
Dari keenam pertanyaan tersebut, jawaban yang rigid dapat dipahami dari pertanyaan apa, kapan, siapa, dan dimana. Namun, untuk pertanyaan kenapa dan bagaimana, perlu pembaca memahami bahwa keduanya berbeda satu sama lain. Kata "kenapa" memiliki tujuan untuk menjelaskan hubungan sebab-akibat, sedangkan kata "Bagaimana" cenderung digunakan untuk menjelaskan kajian praktis/ proses dan teknis. Sehingga, dari keenam pertanyaan ini dapat ditulis sebuah paragraf yang bervariatif, yaitu:
Pembangunan di wilayah urban dapat meningkatkan pendapatan asli daerah. Wilayah urban banyak digunakan sebagai tempat beristirahat yang diindikasikan dengan banyaknya kompleks perumahan oleh masyarakat. Kompleks perumahan juga tak hanya digunakan sebagai tempat tinggal, melainkan juga digunakan untuk tempat usaha dagang seperti rumah makan, swalayan, toko sembako, dan semacamnya, sehingga terjadi aktivitas ekonomi dengan tingkat transaksi yang cukup tinggi. Pembangunan fasilitas publik yang memadai dapat membantu proses transaksi lebih baik lagi, sehingga pemerintah setempat dapat menarik pajak dari sektor perdagangan. Dengan demikian, pembangunan fasilitas publik dapat meningkatkan pendapatan pemerintah setempat.
Dari paragraf di atas, penulis mencoba mendukung inti klausa yang berwarna merah dengan kalimat-kalimat majemuk yang ditulis menggunakan warna biru, sedangkan yang terakhir berwarna hijau merupakan kalimat kesimpulan. Bagaimana menurut pembaca? Silahkan tuliskan pertanyaan di kolom komentar

Minggu, 19 Januari 2020

Bahasa Menunjukkan Siapa

Ada berita lama yang diperbaharui: Para ahli pendidikan, pengamat pendidikan, cerdik pandai dan orangtua anak didik kita tiba-tiba menjadi sedih hatinya. Konon, penyebabnya, pengetahuan Bahasa Indonesia anak didik kita yang harapan bangsa ini, sangat buruk. Bahkan menduduki nilai terburuk setelah pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dalam Ebtanas SMTA yang baru lalu. Menurut Anwar Jasin yang Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dna Menengah Depdikbud itu, pukul rata nilai Bahasa Indonesia pemuda harapan bangsa Indonesia itu, lebih rendah bila dibandingkan nilai mereka dalam bahasa Inggris.

Aneh? Mungkin tidak. Tapi memang sedikit lucu. Meskipun, berita ini bukan lagi baru, apalagi hangat. Ini berita lama yang terpaksa disuguhkan kembali karena memang masih "relevan" untuk kita simak dan pelajari baik-baik. Toh sudah lama kita maklum, para pemuda harapan bangsa kita ini memang tak lagi begitu mengenal (dan karena itu tak seberapa menghargai) bahasa nasionalnya. Mungkin, mereka lebih akrab dengan bahasa prokem. Boleh jadi, mereka juga lebih intim bergaul dengan bahasa Indonesia yang salah dan tidak benar, yang sengaja mereka lakukan untuk menunjukkan citra dirinya sebagai manusia modern.

Sekali lagi, semua ini tidak aneh. Keasingan mereka terhadap bahasa nasionalnya sendiri, tidak berbeda jauh artinya dengan keasingan terhadap kebudayaan nasionalnya atau sejarah nasional sendiri. Ini bukan semata-mata perkara mesin berpikir yang ada di batok kepalanya, tapi juga kebudayaan berpikir yang menyertai kepribadiannya, sampai kapan pun, selama kebudayaan berpikir para pelajar kita masih menganggap bahasa Indonesia sebagai sesuatu yang tidak perlu dikenal dan tak guna disayang, maka selama itu pula mereka akan tetap asing dengan bahasa nasionalnya sendiri.

Bahasa, memang seperti minyak pelumas bagi sebuah mesin. Betapa pun canggih si mesin, tanpa minyak pelumas yang baik tak akan dapat bekerja dengan sempurna. Roda yang satu tak akan mampu memutar roda lainnya. Gigi yang satu tak dapat mengerakkan gigi lainnya. Dan rupanya, selama ini para pelajar kita sudah lama membiasakan diri (atau terbiasa oleh situasi dan lingkungan) untuk menggerakkan mesin berpikirnya dengan menggunakan minyak pelumas ramuan sendiri. Daripada menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, yang telah dibakukan, yang seminggu sekali disiarkan lewat televisi, yang dianjur-anjurkan untuk dipelajari dan dimengerti, mereka lebih senang mencipta bahasa pergaulan sendiri.

Dan, itulah suatu citra diri. Lambang kepribadian generasi muda yang ingin menunjukkan kepada khalayak, siapa mereka. Semakin kacau, semakin rusak dalam menggunakan bahsa Indonesia, mereka justru semakin bangga. Sama seperti halnya mereka juga bangga dengan memakai celana jean yang kumuh, luntur dan penuh tambal sulam itu.

Tapi sebaiknya janganlah menyalahkan mereka. Apalagi menimpakan semua kesalahan dalam penggunaan bahasa nasional kita ini kepadanya. Selain generasi muda, generasi tua kita pun telah lama memberi angin dan memberi contoh dalam pemakaian bahasa Indonesia hasil ramuan sendiri. Kelompok ini rupanya juga sudah lama memiliki citra diri, di mana lewat bahasa ramuannya sendiri itu ingin menunjukkan kepada khalayak, siapa mereka. Dengan sekedar mengubah akhiran kan menjadi ken, cukuplah untuk menunjukkan kepada masyarakat, bahwa si pembicara itu tentulah seorang pejabat. Apalagi bila dalam pidatonya penuh disertai kata daripada, maka paling tidak si pembicara itu berasal dari eselon atas. Mohon kiranya masyarakat berkenan menghormatinya.

Di negeri yang tata tentrem kerta raharja ini memang sudah lama dijangkiti suatu penyakit, di mana orang akan merasa nampak pintar bila banyak melanggar peraturan. Di jalan raya, pelanggaran lalu lintas tidak semata-mata karena yang bersangkutan ini cepat sampai di tujuan, tapi juga agar nampak jagoan. Mereka ngebut untuk menunjukkan bahwa dirinya bukan penakut.

Nah, bila di jalan raya yang dijaga banyak polisi lalu lintas saja masih sering terjadi pelanggaran lalu lintas, bagaimana pula dengan pemakaian bahasa yang tidak pernah diawasi oleh polisi bahasa, dan bila terjadi pelanggaran tidak ada resiko kepala remuk, malah sebaliknya gengsi bisa naik? Di negeri kita, agar nampak pintar, terpelajar dan berkedudukan terhormat, telah tersedia jalan pintas yang mudah lagi murah. Yaitu banyak-banyaklah berbicara atau memberikan pidato pengarahan memakai bahasa Indonesia yang salah dan tidak benar.

Pelajar kita akan merasa dungu lagi kampungan bila tidak tahu bahsa prokem. Malu memakai kalimat-kalimat dalam Bahasa Indonesia yang baik, karena ini berarti bukan pelajar masa kini yang baik lagi modern. Alangkah gagahnya menyebut supermarket daripada swalayan. Alangkah senangnya duduk-duduk di bakery daripada di tukang roti. Lingkungan kita, dari kota besar hingga desa-desa terpencil, toko serba ada hingga warung kecil, sudah memakai nama yang tidak ditulis dalam Bahasa Indonesia.

Jadi, bukankah lingkungan berikut generasi tua kita telah membantu menyediakan ladang yang subur bagi generasi muda untuk tidak kenal dan tidak cinta pada bahasa nasionalnya sendiri? Ditambah lagi, konon menurut para pengamat, metode pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah-sekolah dewasa ini lebih memberat pada pengetahuan bahasa, bukan kemampuan berbahasa. Apa yang mereka terima dalam pelajaran di sekolah, tak banyak manfaat untuk dipraktekkan dalam kehidupan berbahasa sehari-hari di tengah masyarakat. Tentu saja, para pelajar enggan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh. Cukup sekedar menghafal untuk menghadapi pertanyaan yang mungkin akan muncul dalam ulangan atau ujian.

Lalu, di luar bangku sekolah, mereka kembali akrab dengan bahasa prokem, bahasa campur aduk ramuan sendiri yang dianggapnya lebih komunikatif, langsung dapat dimanfaatkan untuk menambah pergaulan dengan sesama rekan. Di luar bangku sekolah, Bahasa Indonesia yang baik dan benar tak mampu bersaing melawan Bahasa Indonesia yang salah dan tidak benar. Bahasa Indonesia bagaikan pot bunga yang tak pernah tersiram air. Bahasa Indonesia, bagaikan gadis jelita yang kesepian karena mungkin terlalu angkuh dan penampilannya sudah ketinggalan zaman. Di mata anak muda, Bahasa Indonesia adalah porselin antik yang berdebu.

Tulisan oleh HD. Haryo Sasongko (Diterbitkan pada Majalah Panji Masyarakat No 508)

Belajar Kalimat Simple, Compound dan Complex

Pendahuluan

Aksara Ilmiah – Para pembaca sekalian, bagaimana kabarnya? Mudah-mudahan dalam keadaan sehat wal’afiat. Pada artikel ini, topik mengenai kalimat simple, compound dan complex didiskusikan secara mendalam, namun, agar lebih mudah memahaminya dari sebelumnya, perlu untuk dibaca kembali dua artikel sebelumnya yaitu terkait kelas kata dan kalimat independent dan dependent.
Seperti yang sebelumnya telah didiskusikan, sebuah klausa memiliki dua komposisi utama, yaitu subject dan verb. Oleh karena itu, pemahaman terhadap klausa akan membantu pembaca dalam mengenali jenis-jenis kalimat ini. Hal paling penting dalam memahami ketiga jenis kalimat ini ialah klausa yang dilibatkan.

Simple Sentence

Kalimat simple adalah sebuah klausa yang terdiri atas subject dan verb. Karena komposisinya yang memiliki kedua hal tersebut, maka kalimat simple bersifat independent, atau digunakan sebagai klausa inti. Dengan demikian, kalimat simple digunakan sebagai kalimat utama atau topik utama, atau dalam bahasa Inggris, sering digunakan sebagai kalimat topik atau topic sentence, dan karena sifatnya mengatur topik apa yang akan dibicarakan, simple sentence digunakan sebagai controlling sentence. Contoh kalimat simple adalah:
Indonesia adalah negara berkembang.
Penggunaan bahan bakar fosil di Indonesia telah mencapai titik tertinggi.
Perhatikan kedua kalimat di atas, mengapa dikatakan sebagai sebuah kalimat meskipun hanya memiliki satu unit klausa. Sebuah klausa dapat dikatakan sebagai sebuah kalimat apabila ia memiliki karakteristik sebagai klausa independent atau inti. Sehingga dapat disimpulkan sebuah klausa inti sama dengan sebuah kalimat.

Compound Sentence

Pada suatu keadaan, seorang penulis tentunya ingin memberikan informasi tambahan yang dapat berdiri sendiri. Informasi ini seringkali juga digunakan untuk memberitahu pembaca mengenai adanya sebuah ide yang berlawanan, ataupun hanya sekedar untuk memberi tahu akibat dari suatu hal. Maka, untuk membuat sebuah kalimat terkait, dibutuhkan dua jenis klausa inti. Dengan demikian, penggabungan dua buah klausa inti dengan tujuan memberikan informasi tambahan, menyematkan dua buah ide yang berlawanan, dan menginformasikan akibat dari suatu hal disebut sebagai kalimat compound. Kalimat ini dalam bahasa Indonesia disebut dengan kalimat majemuk setara. Perhatikan dua klausa contoh berikut
Harga bahan bakar meningkat di hari raya
Harga bahan sembako ikut meningkat
Dua klausa inti tersebut menyatu menjadi Harga bahan bakar meningkat di hari raya, sehingga harga bahan sembako meningkat.
The price of fuel increases in Eid Mubarak, so the price of groceries escalates
Dua jenis klausa inti bergabung menjadi sebuah kalimat compound yang digunakan untuk menjelaskan adanya hubungan sebab-akibat. Proses ini membutuhkan sebuah kata penghubung berupa sehingga atau dalam bahasa Inggris disebut So. Hal ini berimplikasi pada kebutuhan kata penghubung untuk menggabungkan dua buah klausa inti. Untuk menciptakan kalimat compound, penulis harus berhati-hati karena tidak semua kata penghubung mampu mempertahankan sifat indepentnya. Dalam bahasa Inggris, kata penghubung yang digunakan untuk mengekpresikan klausa inti untuk menjadi kalimat compound, adalah
  • For = untuk
  • And = dan
  • But = tetapi
  • Or = atau
  • Yet = belum
  • So = sehingga
Contoh lain dari penggunaan kata-kata penghubung ini dapat dilihat sebagai berikut:
Ia belajar di malam hari, tetapi adiknya menonton tv, atau dalam Bahasa Inggris
He studied in this night, but his brother watched tv
Saya tidak belajar, sehingga saya gagal pada ujian, atau dalam Bahasa Inggris
I did not study, so I failed the test

Complex Sentence

Berbeda dengan simple sentence, kalimat kompleks atau complex sentence merupakan sebuah kalimat yang terdiri atas 1 inti klausa dan 1 anak klausa. Penggunaan comple sentence digunakan untuk memberikan informasi khusus atau spesifik, sehingga para pembaca memahami maksud dan tujuan khusus dari penambahan informasi tersebut. Penggabungan dua buah klausa terkait (inti klausa dan anak klausa) melibatkan kata penghubung yang disebut dengan subordinating connectors. Dari penggunaan kata penghubung ini didapatkan klausa yang disebut adverb clauses, noun clauses, atau adjective clauses. Sebagai contoh:
Mobil yang berwarna hitam dikendarai oleh seorang atlit sepakbola, dalam bahasa Inggris
A car that is black colour is driven by a footballer
Pada kalimat tersebut, terdapat dua buah klausa, yang mana anak klausa yaitu “Sebuah mobil berwarna hitam“, sedangkan inti klausa berupa “Sebuah mobil dikendarai oleh atlit sepakbola”. Hal ini berimplikasi pada penggunaan subordinating connectors mengakibatkan sebuah klausa menjadi anak klausa. Tentunya, inti dari kalimat yang dituliskan sebelumnya adalah ”Sebuah mobil dikendarai oleh seorang atlit” atau “A car is driven by a footballer”.

Demikianlah penjelasan mengenai jenis kalimat simple sentence, compound sentence, dan complex sentence. Bagi para pembaca yang belum memahami, dapat mengajukan pertanyaan di kolom komentar.

Selasa, 14 Januari 2020

Belajar Klausa Independent dan Dependent Bahasa Inggris

Mengenal Klausa Bahasa Inggris

Aksara Ilmiah - Dalam proses terjemahan bahasa Inggris, kesulitan terbesar adalah memahami kalimat secara kontekstual. Hal tersebut disebabkan karena dalam proses penerjemahan yang melibatkan pengertian secara literal atau harfiah. Hal lain yang menyebabkan munculnya kesulitan dikarenakan kurangnya pemahaman dalam menelaah kalimat tunggal dan kalimat majemuk baik setara ataupun bertingkat. Oleh karena itu, dalam artikel ini akan dijelaskan bagaimana memahami sebuah kalimat dan jenis-jenis kalimatnya sehingga memudahkan dalam proses membaca dan menulis.

 

Pengertian Klausa

Sebelum mendiskusikan apa pengertian klausa, para pembaca saya sarankan terlebih dahulu untuk membaca 3 kelas kata utama dalam bahasa Inggris pada artikel sebelumnya. Bila sudah, maka secara sederhana, klausa dapat difahami sebagai susunan kata-kata yang terdiri atas Subject dan Verb. Berdasarkan kamus Oxford, klausa didefinisikan sebagai:
Clause is a group of words that includes a subject and a verb, and forms a sentence or part of a sentence
Dengan demikian, klausa yang terdiri atas subject dan verb dapat membentuk sebuah kalimat. Dengan kata lain, sebuah kalimat bisa saja terdiri atas 1 buah subject dan 1 buah verb, atau memiliki lebih dari 1 subject dan 1 verb.

 

Jenis Klausa dalam Bahasa Inggris

Klausa Independent

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, sebuah klausa dapat terdiri atas 1 buah subject dan verb, atau memiliki lebih dari 1 klausa. Artinya, sebuah kalimat dapat terdiri atas dua buah klausa. Sebuah klausa dikatakan sebagai klausa independent memiliki satu buah klausa yang hanya terdiri atas masing-masing sebuah subject dan verb, dan istilah lain yang digunakan untuk menyatakan independent clause, adalah klausa inti. Ciri-ciri dari sebuah klausa inti adalah:
  1. Hanya memiliki satu subject dan verb
  2. Memiliki makna yang jelas atau thoughtful/ clear meaning
Makna yang jelas didefinisikan sebagai sebuah pengertian yang membuat rekan berbicara dan membaca tidak ingin mengetahui lebih lanjut dari klausa tersebut. Sebagai contoh,
Seorang dosen memberikan kuliah di hari Sabtu, atau dalam bahasa Inggris
A lecturer gives lecture on Saturday
Pada klausa "Seorang dosen memberikan kuliah di hari Sabtu" atau "A lecturer givers lecture on Saturday" memiliki makna yang jelas. Yaitu, adanya sebuah keadaan dimana seorang dosen mengajar di hari Sabtu, dan keadaan ini tidak mengajak para pembaca ataupun pendengar untuk mengetahui lebih lanjut apa yang terjadi setelah, pada saat, dan sebelum keadaan tersebut terjadi.

Selanjutnya, baik dalam bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, karakteristik waktu tidak mempengaruhi makna independent dari sebuah klausa. Sebagai contoh, bila dicantumkan kata "Sabtu minggu lalu", atau dalam bahasa Inggris "last Saturday", kata verb tidak berubah dalam bahasa Indonesia, namun pada Bahasa Inggris, ia berubah bentuk menjadi gave yang termasuk dalam kategori irregular verbs. Sehingga, klausa tersebut menjadi:
Seorang dosen memberikan di hari Sabtu minggu lalu, atau dalam bahasa Inggris
A lecturer gave lecture on last Saturday
Meskipun terjadi perubahan yang cukup mendasar pada kalimat bahasa Inggris, struktur dari klausa tetap hanya memiliki 1 buah subject dan 1 buah verb (dalam bentuk verb past atau verb 2).

 

Klausa Dependent

Berbeda dengan klausa independent, klausa dependent atau anak klausa (sering disebut juga dengan istilah anak kalimat), ia hanya memiliki makna yang berbeda. Meskipun strukturnya tetap sama, yaitu dengan kehadiran sebuah subject dan verb, anak klausa memiliki ciri-ciri lain berupa membuat seseorang baik pendengar maupun pembaca untuk ingin mengetahui lebih lanjut apa yang terjadi. Untuk itu, ada sebuah kata yang disematkan yaitu sebuah kata penghubung yang sifatnya bergantung pada satu sama lain. Dengan kata lain:
  1. Memiliki satu subject dan verb
  2. Memiliki kata penghubung berupa ketika (when), sebelum (before), setelah (after), yang (which, who, that), dan semacamnya, yang dalam bahasa Inggris disebut dengan istilah subordinating connectors
Klausa dependent memiliki maksud dan tujuan tertentu, meskipun ia tidak bersifat inti dari sebuah klausa atau kalimat. Umumnya, klausa dependent digunakan untuk memberikan informasi yang khusus, deskriptin dan semacamnya sehingga para pembaca dapat memahami makna kausalitas atau sebab-akibat. Contoh dari klausa dependent ialah:
Ketika hari hujan, ...
When today is rainy, ...
Kedua kalimat tersebut menunjukkan adanya sebuah hal yang ingin diketahui lebih lanjut. Maksudnya, "ketika hari hujan", "ya, pada saat hari hujan, apa yang terjadi? siapa yang ingin disampaikan? apakah ada informasi lain yang ingin disampaikan?.

Sebagai kesimpulan, baik dalam menulis, berbicara, dan membaca, pemahaman terhadap klausa independent dan dependent dapat membantu kita dalam mempersiapkan ketiga hal tersebut. Tentunya hal ini berimplikasi, maksud dan tujuan dalam menulis dan berbicara. Tidak mungkin tentunya ketika berbicara dan menulis, seorang pembicara dan penulis memberikan pernyataan dalam bentuk klausa dan kalimat tanpa memiliki makna dan arti yang jelas.

Mengenal 3 Kelas Kata Utama dalam Bahasa Inggris

Pendahuluan Kelas Kata

Aksara Ilmiah - Pada artikel sebelumnya yang mendiskusikan tentang kelas kata dalam Bahasa Indonesia, disebutkan bahwa ada empat jenis kelas kata utama, yaitu kata kerja (verbal), kata sifat (adjektiva), kata benda (nomina), dan kata keterangan (adverbia). Sementara itu, kelas kata dalam bahasa Inggris, sedikit-banyak memiliki kesamaan, hanya saja perbedaan yang mendasar terletak pada pengubahan kelas kata tertentu menjadi kelas kata yang lain. Sebagai contoh, pada Bahasa Indonesia, kata "cantik" dikategorikan sebagai kata sifat (adjektiva), namun dengan penambahan konfiks -- berupa awalan-akhiran --, ia berubah bentuk menjadi kata "kecantikan" yang menjadi kata benda (nomina). Akan tetapi, pada bahasa Inggris, kelas kata sifat belum tentu langsung mengubah suatu kata menjadi kata lain, atau ia memiliki bentuk kata lain. Dengan demikian, pada artikel ini dibahas terlebih dahulu jenis-jenis kelas kata pada Bahasa Inggris.

Kata Kerja (Verb)

Pengertian kata kerja atau verb memiliki arti yang hampir sama dengan kata kerja pada Bahasa Indonesia. Verb adalah sebuah kata yang digunakan untuk mengekspresikan sebuah pekerjaan yang dilakukan oleh suatu benda atau subject. Menurut kamus Oxford
Verb is a word or group of words that expresses an action (such as eat), an event (such as happen) or a state (such as exist)
Perbedaan yang cukup signifikan dari verb ialah adanya ekspresi sebuah kegiatan yang terjadi atau event, dan sebuah keadaan yaitu state. Dengan demikian, kata verb pada bahasa Inggris memiliki jumlah yang cukup banyak, akan tetapi, ia memiliki dua karakteristik sebagai berikut:

Regular dan irregular verbs

Di bagian pendahuluan, telah dijelaskan adanya sebuah keadaan yang dinamis dalam proses pembentukan sebuah kata dalam bahasa Inggris, yaitu adanya kata "cantik" menjadi "kecantikan". Pada verb bahasa Inggris, ada perubahan yang terjadi ketika sebuah verb digunakan pada waktu dan keadaan tertentu. Sebagai contoh:
kata Speak menjadi Spoke menjadi Spoken
kata See menjadi Saw menjadi Seen
kata Sleep menjadi Slept menjadi Slept
Nah, perubahan kata ini didasari atas "waktu" atau "time". Bila penggunaannya tidak memiliki ukuran waktu tertentu atau disebut dengan non-definite state, maka digunakan kata kerja dasar seperti pada contoh yaitu, speak, see, dan sleep. Ketiga kata ini sering diistilahkan sebagai verb 1, atau kata kerja pertama yang juga ditetapkan pada keadaan present. Sementara itu, apabila penggunaan verb melibatkan sebuah keadaan waktu, sebut saja sifatnya di masa lampau, maka penggunaan dilakukan pada kata Spoke, Saw, dan Slept, yang sering disebut sebagai verb 2. Selanjutnya, perihal kata Spoken, Seen, dan Slept yang sering dikenal dengan istilah verb 3, secara pribadi penulis tidak merekomendasikan istilah verb 3, namun lebih tepat digunakan istilah past participle (perihal past participle akan dibahas di artikel-artikel selanjutnya).

Secara umum, kata kerja verb 1 menuju verb 2 dan diakhiri dengan past participle, menunjukkan adanya perubahan kata. Perubahan ini disebut dengan istilah irregular verbs, yaitu kata kerja yang berubah bentuk. Lalu, apakah hal ini berimplikasi pada adanya kata kerja yang tidak berubah bentuk? Ya, jawabannya ada. Kata kerja lainnya yaitu disebut dengan kata kerja regular verbs, yang justru bukan berarti tidak mengalami perubahan, melainkan adanya sedikit penambahan. Sebagai contoh:
kata Visit menjadi Visited menjadi Visited
kata Develop menjadi Developed menjadi Developedkata Finish menjadi Finished menjadi Finished
Secara mendasar, ketiga kata ini hanya memiliki perbedaan penambahan akhiran -d/ -ed. Perubahan ini sama halnya pada kata irregular verbs sebelumnya, yaitu Visit merupakan verb 1, sedangkan Visited merupakan verb 2, yang dilanjutkan pada Visited yang berupa past participle. Tidak adanya perubahan yang signifikan inilah yang disebut dengan istilah regular verbs.

Kata Sifat (Adjective)

Kata sifat digunakan untuk mengekspresikan sebuah karakteristik dari suatu benda. Pengertian yang sama terdapat pada kata adjektiva dalam bahasa Indonesia, namun penggunaannya berbeda. Sebagai contoh, pada bahasa Indonesia, kata sifat diletakkan setelah kata benda yaitu Rumah Mewah, sedangkan pada bahasa Inggris, kata sifat diletakkan sebelum kata benda yaitu Luxurious House. Berdasarkan informasi dari website Oxford Dictionary, dikatakan bahwa:
Adjective is a word that describes a person or thing, for example big, red, and clever in a big house, red wine, and a clever idea
Kajian linguistik bahasa Inggris melibatkan tiga jenis kata sifat, yaitu
  1. Common adjective words
  2. Verb-ing adjective words
  3. Past participle adjective words
Namun, pada artikel ini hanya dibahas secara umum tentang pengenalan kata sifat itu sendiri. Contoh lain dari kata sifat dapat berupa:
I am afraidThe tower is high
His house has green colour

Kata Benda (Noun)

Kelas kata berikutnya adalah kata benda atau noun. Dalam kamus Oxford, kata noun didefenisikan sebagai:
A word that refers to a person (such as Ann or doctor), a place (such as Paris or city), or a thing, a quality or an activity (such as plant, sorrow or tennis)
Pada kata benda Bahasa Inggris, noun dibagi pada beberapa hal, yaitu:
  1. common noun
  2. proper noun
  3. concrete noun
  4. abstract noun
  5. collective noun
  6. countable and uncountable nouns
Penggunaan dari masing-masing noun tentunya memiliki peraturan-peraturan tertentu. Perihal lebih lanjut mengenai masing-masing noun dapat ditemukan pada artikel-artikel selanjutnya. Contoh lain dari noun ialah:
Happiness is the main objective for everyone
This red car belongs to a famous athlete
We need to serve a cup of tea to this VIP guest
Inilah tiga kata kelas kata dasar yang penting untuk diingat bagi mereka yang sedang mendalami atau belajar bahasa Inggris secara otodidak. Meskipun hanya tiga, di awal disebutkan ada kata lain berupa adverbial atau adverb, namun penulis berpendapat bahwa adverb lebih tepat dibahas di artikel tersendiri karena banyak jenisnya dan ia terkait dengan kata adjective. Bila ada pertanyaan silahkan diajukan di kolom komentar.

Sabtu, 11 Januari 2020

Mengenal Kelas Kata Bahasa Indonesia: Pengertian, Jenis dan Contoh

Aksara Ilmiah - Kata adalah sebuah kombinasi huruf-huruf yang memiliki arti dan makna tertentu. Dengan adanya perbedaan arti dan makna, sebuah kata dapat dikategorikan atau ditentukan berdasarkan jenis-jenis tertentu. Pada artikel ini, pengenalan termasuk diantara definisi dan jenis kata dijelaskan dengan kerangka berikut.

Pengertian kelas kata

Seperti yang telah dijelaskan secara umum sebelumnya, kombinasi huruf membentuk sebuah kata. Proses pembentukan kata tak hanya terjadi melalui kombinasi huruf saja, melainkan penggabungan imbuhan dengan kata itu sendiri, pengulangan, ataupun penggabungan suatu kata dengan kata lain sehingga membentuk satu pengertian tertentu. Proses pembentukan ini disebut dengan istilah morfologis.

Proses morfologis pada akhirnya menentukan kedudukan sebuah kata. Kedudukan ini disebut dengan istilah kelas yang bila ditentukan berdasarkan struktur disebut sebagai subjek, predikat, objek dan keterangan. Namun, terkait dengan fungsi dan makna, maka kelas kata terbagi dalam empat kategori umum yang memiliki maksud tertentu.

Jenis-jenis kelas kata

Kelas kata kerja (verbal)

Kata kerja dapat didefinisikan sebagai sebuah kata yang memiliki maksud untuk menerangkan sebuah aktivitas, kegiatan, aksi, dan perilaku. Kata kerja atau verbal memiliki fungsi sebagai predikat, sehingga para penggunanya dapat memahami suatu perbuatan yang dilakukan. Karena penggunaannya melibatkan pada aksi dan aktivitas, maka kata kerja dapat digunakan untuk mengingkari atau menolak aktivitas itu sendiri dengan menyematkan kata "tidak". Apabila verbal ditujukan untuk mengekspresikan suatu tindakan berdasarkan waktu, maka ia dapat digunakan bersamaan dengan kata "sedang" dan "telah. Sebagai contoh:
Universitas nasional mencetak lulusan terbaik di Asia (kata kerja "cetak")
Universitas nasional telah mencetak lulusan terbaik di Asia sebanyak ribuan orang (kata kerja dengan sematan waktu "telah")
Universitas nasional tidak mencetak lulusan terbaik di Asia (penyematan kata "tidak")

Kelas kata sifat (adjektiva)

Kata sifat adalah sebuah kata yang digunakan untuk menerangkan karakteristik atau atribut pada sebuah kata benda atau subjek. Kata sifat seringkali dikatakan sebagai keadaan watak atau tabiat dari seseorang.
Mobil Ferrari adalah mobil mewah
Istana Maimun adalah gedung megah
Kata sifat dapat digunakan l untuk mengekspresikan sesuatu, yaitu melakukan komparasi, dengan penambahan lebih dan sangat, ter-. Sebagai contoh, rumahnya lebih luas, sangat besar, termegah.

Kelas kata benda (nomina)

Kata benda adalah kata yang berasosiasi pada makhluk hidup dan benda mati. Keduanya dapat berupa manusia, hewan, dan tumbuhan, dan benda mati seperti benda-benda nyata (memiliki dimensi), dan hal yang abstrak seperti emosi dan aroma. Kata benda sering digunakan sebagai subjek dan objek pada kalimat.
Kesedihan melanda para korban banjir (kesedihan adalah kata benda abstrak)
Lapangan sepak bola itu dimiliki oleh klub Manchester United (Lapangan sepak bola adalah kata benda real)

Kata keterangan (adverbia)

Kata yang digunakan untuk menjelaskan bagaimana sebuah predikat dilakukan disebut dengan kata keterangan adverbia. Jenis kata ini sering digunakan untuk mendeskripsikan perbuatan atau perilaku dari suatu subjek dalam menjalankan aksinya dengan lebih spesifik dari biasanya. Dalam bahasa Indonesia, penggunaan kata adverbia juga dapat digunakan untuk menerangkan bagaimana kata sifat digunakan.
Pemain sepak bola bernama Henry menendang bola dengan keras
Proses menendang bola adalah sebuah verbal, sedangkan kata dengan keras menyatakan keterangan bahwa kekuatan menendang bola, kata sifat yang menerangkan tendangannya.

Keempat jenis kelas kata yang telah disebutkan di atas merupakan kategori umum. Jenis lain seperti kata bilangan, ganti dan kata tugas, sengaja tidak dijelaskan di bagian artikel ini. Hal ini bertujuan untuk menjelaskan untuk membandingkan kata pada bahasa Inggris.